Minggu, 08 Januari 2017

Tipologi dan Seriasi Ragam Hias Kereta Jenazah Keraton Kasunanan Surakarta

Tipologi dan Seriasi Ragam Hias Kereta Jenazah Kraton Kasunanan Surakarta
oleh : M. Nizar Rusydi (1401405016)

1.     Pendahuluan
Ragam hias disebut juga ornament, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah (Amira Rachmatillah, dalam academia.edu). Sebagai suatu bentuk dari karya seni dekoratif, ragam hias dapat ditemukan dalam berbagai benda. Bisa dalam bentuk kerajinan rumah tangga, bangunan rumah, bangunan keagamaan, alat transportasi, dan lain – lain. Sebagai suatu karya seni, ragam hias juga mewakili suatu simbol yang mempresentasikan suatu hal. Hal inilah yang membuat setiap ragam hias selalu menyiratkan makna yang bisa bermakna filosofis maupun politis dari si pembuat maupun si pelaku.
Seni dekoratif ragam hias sebagai bahan penelitian Arkeologi dapat ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Mulai dari yang bersifat purba seperti yang ditemukan dalam goa-goa di Makassar dan papua sampai yang dapat ditemukan di gedung-gedung tua peninggalan kolonial di daerah  ibu kota provinsi-provinsi di Indonesia. Alasan manusia sebagai organisme pecinta keindahan bisa dilihat benar adanya. Sebagai organisme yang mencintai keindahan estetika, manusia akan  selalu menciptakan karya seni. Dimanapun kita berada, karya seni selalu ada, meskipun di bangunan kaku khas modernisme sekalipun.
Ragam hias yang akan dibahas kali adalah ragam hias yang dapat ditemukan di beberapa bagian kereta kuda jenazah Kraton Kasunanan Surakarta. Jawa Tengah kaya akan benda-benda seni yang memiliki tingkat ekstetika tinggi, termasuk yang merupakan seni dekoratif. Itulah yang membuat penulis tertarik untuk menulis tentang ragam hias dari Jawa Tengah khususnya disini ragam hias yang diambil dari kereta kuda jenazah kraton Kasunanan Surakarta. Kemudian ragam hias itu nantinya akan dikelompokkan berdasarkan seriasi dan tipologinya.
Kasunanan Surakarta memiliki 2 kereta yang khusus diperuntukan untuk membawa jenazah Raja dan Ratu dari Kasunanan Surakarta. Kereta-kereta ini dibuat pada masa Pemerintahan Pakubuwono X, tepatnya tahun 1916. Pembuatnya adalah Pabrik Hermans & Co yang berada di kota Den Haag Belanda. Kereta ini hanya digunakan sekali saat meninggalnya Pakubuwono X. Ragam hias dapat ditemukan antara lain di bagian atap, tubuh kereta, rangka kereta, tempat kusir. Ragam hias pada kereta jenazah Kasunanan Surakarta ini sangat dipengaruhi oleh budaya atau mitologi barat.

2.     Seriasi dan Tipologi Ragam Hias Kereta Jenazah Kasunanan Surakarta

2.1  Seriasi Ragam Hias Kereta Jenazah Kasunanan Surakarta
a.       Ragam Hias Pada Atap Kereta Jenazah
Ragam hias pada atap kereta jenazah Kasunanan Surakarta hanya terdapat pada pinggiran atapnya saja. Ragam hias itu berupa ukiran kayu bermotif binatang dan tumbuhan. Ragam hias pada pinggiran atap ini didominasi oleh motif berbentuk rangkaian kupu-kupu dengan 2 antena yang besar. Ragam hias kupu-kupu ini disusun sejajar dengan pinggiran atap dan pada tiap sudut atap. Untuk menghubungkan ragam hias kupu-kupu di tiap atapnya, terdapat ragam hias berbentuk sulur daun yang besar. Selain itu pada bagian depan atap terdapat lingkaran yang berupa lambang Kasunanan Surakarta.
b.      Ragam Hias Pada Tubuh Kereta Jenazah
Sekitar 2/3 bagian tubuh kereta ini berupa kolom terbuka. Dinding kereta hanya terdapat dibagian bawah saja. Pada dinding itu terdapat ragam hias berbentuk tumbuhan. Ragam hias bermotif tumbuhan itu berupa 2 buah ranting beserta daun-daunnya yang mengapit lingkaran lambing kerajaan yang sama dengan di atap kereta. Sedangkan di masing-masing sudutnya terdapat patung-patung berbentuk malaikat. Pada kereta raja patung malaikat itu berbentuk malaikat wanita yang memegang obor dan sebelah tangan lainnya memegang sudut atap. Sedangkan pada kereta ratu patungnya menggambarkan seorang malaikat pria memakai jubah. Posisi patung pada kereta ratu sama dengan pada patung malaikat wanita pada kereta raja yang membedakan patung pada kereta ratu memegang tombak bukan obor. 


c.       Ragam Hias Pada Rangka Kereta Jenazah
Rangkanya terbentuk dari dua buah besi yang melengkung membentuk sulur-sulur batang tumbuhan. Pada ujung rangka terdapat ragam hias berbentuk daun-daun melengkung yang mengikuti batang-batang sulur tumbuhan tersebut. Sedangkan pada batang penghubung di bagian belakang terdapat hiasan bentuk bunga yang terbuat dari logam.
d.      Ragam Hias Pada Tempat Kusir Kereta Jenazah
Pada pijakan kaki kusir terdapat tulisan PB X. Yang membedakan kereta jenazah raja dan ratu adalah, kalau di pijakan kaki kereta jenazah ratu tulisan itu tertulis dengan cat sedangkan pada kereta jenazah raja tulisannya terbuat dari ukiran kayu. Papan kayu pijakannya sendiri terbuat dari kayu polos, tetapi pada bagian atas dudukannya terdapat motif berbentuk sulur-sulur daun.

2.2  Tipologi Ragam Hias Kereta Jenazah Kasunanan Surakarta
a.       Ragam Hias Tumbuhan
Ragam hias berbentuk tumbuhan dapat ditemukan pada bagian atap, tubuh, rangka, dan tempat kusir  kereta jenazah. Pada atap hiasan bermotif tumbuhan berupa sulur tumbuhan yang menghubungkan ragam hias lainnya. Pada bagian tubuh kereta terdapat hiasan bermotif 2 buah ranting tumbuhan dengan sulur-sulur berbentuk daun yang mengapit lambang kasunanan. Pada bagian rangka terdapat motif berbentuk daun-daun melengkung yang mengikuti sulur-sulur berupa batang-batang tumbuhan dan hiasan logam berbentuk bunga. Pada tempat kusir, tepatnya pada kayu pijakan kaki kusir terdapat motif berbentuk sulur-sulur daun. Menurut Suwarna Pringgawidagda dalam bukunya yang berjudul Tata Upacara dan Wicara: Pengantin Gaya Yogyakarta, daun kara yang merambat melambangankan harapan agar senantiasa selamat tiada halangan, atau dalam filosofi jawa, slamet ora ana alangan sakara-sakara. Daun kara ini tidak lepas dari filosofi hidup berumah tangga dalam adat jawa. Tidak heran kereta jenazah ini dihiasi daun kara.

b.      Ragam Hias Antromorphic
Ragam hias berbentuk Antromorphic atau manusia terdapat pada bagian tubuh kereta jenazah. Ragam hias ini berupa 4 patung berbentuk malaikat pada setiap sisinya. Pada kereta jenazah raja berbentuk malaikat wanita yang satu tangannya memegang obor dan tangan lainnya memegang sisi kereta. Sedangkan pada kereta jenazah ratu terdapat patung malaikat berbentuk pria yang memakai jubah yang di satu tangannya memegang tombak dan tangan lainnya memegang sisi kereta. Menurut symbolic-meaning.com, dalam mitologi Eropa malaikat melambang komunikasi antara tuhan dan manusia. Sayap dari malaikat sendiri melambangkan evolusi tertinggi dari jiwa manusia, realitas tertinggi manusia, dan mobilitas spiritual. Sedangkan lambang api atau obor, melambangkan cahaya dalam setiap jiwa, yaitu keimanan. Sedangkan pada kereta jenazah ratu patung malaikat yang membawa pedang bisa diidentifikasi sebagai Archangel atau malaikat penjaga. Malaikat penjaga melambangkan pelindungan dan penjagaan. Sedangkan lambang pedang yang dipegang malaikat penjaga sendiri melambangkan, perlindungan.
c.       Ragam Hias Binatang
Ragam hias berbentuk binatang dapat ditemukan pada bagian atap tubuh kereta jenazah. Ragam hias ini berbentuk rangkaian kupu-kupu dengan antena besar. Kupu-kupu dalam filosofis jawa melambangkan perkembangan dan perjuangan dalam rumah tanggan, seperti ditemukan dalam gaya pintu rumah adat jawa joglo yang berjumlah tiga, dengan pintu utama ditengah dan kedua pintu pendamping di kedua sisi. Sedangkan seperti yang diambil dari universeofsymbolism.com, kupu-kupu melambangkan transenden dan perjalanan menuju alam bebas atau alam yang lebih tinggi.  Dalam tradisi yunani, kupu-kupu melambangkan psyche istri eros yang melambangkan dewi dari jiwa atau roh.




3.     Penutup
Dilihat dari pengelompokan ragam hias yang terdapat dalam kereta jenazah Kasunanan Surakarta kita mampu mengelompokkan secara seriasi, yaitu dikelompokkan berdasarkan keletakan pada bagian dari keretanya dan pengelompokan berdasarkan tipologi yaitu dikelompokan berdasarkan tipe bentuknya. Selain dari itu kita mampu melihat sebuah akulturasi budaya antara budaya barat dan budaya jawa. Tidak mengherankan akan terjadi sebuah akulturasi budaya, karena pada saat itu tanah jawa merupakan bagian dari koloni Belanda. Akulturasi ini akhirnya membuat ragam hias masyarakat nusantara semakin kaya dan beraneka ragam.

3 komentar:

  1. Adakah makna khusus dari sudut pandang masyarakat Surakarta terkait ragam hias pada Kereta Jenazah Kraton Kasunanan Surakarta?

    BalasHapus
  2. kalo bisa, tolong tulisanya di kasih foto iya biar kita pembaca bisa tau Kereta Jenazah Kraton Kasunanan Surakarta seperti apa mas,
    terimah kasih, semoga bermenfaat tulisanya

    BalasHapus
  3. Tulisannya sudah cukup baik, namun masih perlu di tingkatkan lagi dari segi sumber dan lampiran gambarnya.

    BalasHapus