PERAN UANG KEPENG DALAM UPACARA ADAT BALI AGA DI
DESA TENGANAN
NALURITA SETIA PRATIWI
1401405005
Tenganan adalah
sebuah desa tradisional di pulau Bali. Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di sebelah timur pulau Bali. Tenganan
bisa dicapai dari tempat pariwisata Candi Dasa dan letak kira-kira 10 kilometer dari sana. Desa Tenganan merupakan
salah satu desa dari tiga desa Bali Aga, selain Trunyan dan Sembiran. Yang dimaksud dengan Bali Aga
adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup yang tata masyarakatnya
mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang mereka.
Bentuk dan besar bangunan serta pekarangan, pengaturan letak bangunan, hingga
letak pura dibuat dengan mengikuti aturan adat yang secara turun-temurun
dipertahankan. Keseharian kehidupan di desa ini masih
diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Hukum tersebut ditulis pada
abad ke-11 dan diperbaharui pada tahun 1842.
Begitupun uang kepeng yang ada di desa adat
tenganan pegringsingan memiliki peran dalam upacara adat Bali Aga. Secara umum Pis Jaring / Uang kepeng Kuno bali ini mempunyai gambar
garis lengkung yang saling menyilang yang biasanya di sebut Pis Jaring oleh
orang orang Bali. Setahu saya Pis jaring ini biasanya di gunakan oleh seorang
nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak. Tapi kebanyakan Orang
menurut kepercayaan Suku Bali juga jika memiliki Pis jaring atau Uang
Kepeng Kuno ini bisa mendatangkan dan menangkap Rejeki dgn cepat. Selain
itupis Jaring ini juga cocok untuk di bawa atau di milki oleh pedagang yang
sedang berjualan , terutama yang berjualan jauh dari tempat tinggal sang
pedagang. Dengan memilki Uang kepeng Kuno Bali / Pis Jaring ini para pedagang
akan memeproleh kekuatan magis yang dapat menambah untuk menjaring pembeli
sebanyak banyaknya, sehingga dapat di raih untung yang banyak pula.
Menurut ibu Sudiastika jumlah uang kepeng yang
digunakan dalam upacara bermacam-macam jumlahnya. Mulai dari 2 biji hingga 1724
biji uang kepeng yang digunakan. Lalu menurut ibu Sudiastika juga ada
penggunaan paling banyak uang kepeng yang berjumlah 10000 biji (Laksa). Uang
kepeng yang berjumlah 10000 tersebut digunakan untuk upacara persembahan
leluhur. Untuk penggunaan uang kepeng 2 biji atau 3 biji tersebut digunakan
pada upacara sampiyan (di banten), Sesayut Nagasari dilengkapi dengan nasi dan
sesajen lainnya. Lalu ada juga 11 biji untuk upacara tipat kelan dilengkapi
dengan 2 biji uang kepeng diatasnya dilengkapi dengan telur untuk sesajennya.
Ada juga banten yang dilengkapi guli bebek atau babi dan uang kepengnya
berjumlah 500 biji, lalu banten sagi-sagi yang menggunakan uang kepeng
berjumlah 1724.
Narasumber : Ibu Sudiastika (penduduk desa adat
Tenganan Pegringsingan)
mengapa dalam pelaksanaan upacara untuk leluhur uang kepeng yang digunakan berjumlah 10000 biji? apa ada alasan tertentu dari penggunaan jumlah tersebut?
BalasHapusBagaimana dasar pemikiran masyarakat tenganan khususnya, tentang kepercayaan terhadap uang kepeng yang bersifat magis tersebut?
BalasHapusTerimakasih mbak Chandri atas pertanyaannya :) menurut narasumber kemarin mengapa dalam upacara persembahan leluhur memakai 10000 uang kepeng karena upacara tersebut dianggap paling utama/penting dan sakral maka dari itu jumlah uang kepeng yg digunakan lebih banyak :)
BalasHapusselamat sore saudari nalurita. saya ingin bertanya. apa fungsi asli uang kepeng menurut masyarakat tenganan? apakah ada perubahan makna dari fungsi asli tersebut sehingga sekarang dijadikan sarana upacara?
BalasHapus