Kulkul Bulus Pekenan
Pejeng
OLEH : IDA AYU WEDAYANI (1401405014)
Peken
atau dalam Bahasa Indonesia artinya pasar. Pasar Pejeng termasuk pasar yang
sudah kuno, bahkan sebelum ada pasar-pasar Gianyar, Bangli. Pasar Pejeng
diperkirakan sudah ada pada abad 9-10 m, Ditunjang juga dengan peninggalan-peninggalan
purbakala seperti pura melanting. Keunikan pasar Pejeng ini, ada sebuah pohon
beringin tua yang di dalam lebatnya pohon beringin ini ada sebuah kulkul /
kentongan. Sehingga ada nyanyian kulkul bulus pekenan Pejeng yang sangat terkenal
di Bali, nyanyiannya sebagai berikut :
“ Ndang-ndang Dewa Ratu Kulkul
Bulus Pekenan Pejeng ,
“ Yen Nyak Ratu Ndang, Tiang Lakar
Ngaturang Celeng “
Artinya
: “ Ya para dewa, semoga hujan ini reda,
Kulkul Bulus Pekenan Pejeng / kentongan bertalu-talu pekenan pejeng ,
Jika mau hujan ini reda, kami akan
menghaturkan persembahan babi “
Fungsi
dari lagu ini untuk mendoakan agar saat pasaran pejeng tidak terjadi hujan,
dalam kajian epigrafisnya terdapat berbagai regas pasaran, seperti ;
-
Wijaya Pura => Pasar yang ada dalam wilayah pusat suatu
kerajaan.
-
Wijaya Kranta => Pasar yang ada dalam wilayah pantai.
-
Wijaya Manggala => Pasar yang ada dalam wilayah pegunungan.
Dilihat
dari segi epigrafis tentang regas pasaran ini, pasar Pejeng termasuk regas
pasaran wijaya pura, karena pasar Pejeng berada dalam kawasan kerajaan. Di
depan pasar tepatnya ada sebuah puri yang dahulu adalah sebuah kerajaan.
Pada zaman kuno, pasar tradisional
tidak terdapat ruko/bangunan permanen, untuk menghindari terik matahari para
pedagang hanya menggunakan alat tradisional yang disebut rob-rob yaitu sejenis peneduh atau payung yang terbuat dari anyaman
bambu yang disebut bede yang akan terhindar dari kehujanan, jika terjadi hujan
pastilah para pedagang akan kesulitan dan juga para pembeli tidak banyak yang
datang. Agar pasaran itu berjalan lancar dan para pedagang tidak kesulitan
menjual barang dagangannya, maka diadakanlah ritual doa untuk tidak turunnya
hujan pada hari pasaran, itulah sebabnya para pedagang menyanyikan lagu kulkul
bulus pekenan pejeng. Biasanya, yang akan memukul kulkul bulus ini ialah
penjaga pasar. Sehubungan dengan kulkul bulus pekenan pejeng, yaitu pada pagi
hari dibunyikanlah kulkul yang tergantung di pohon beringin dipukul oleh
penjaga pasar secara bertalu-talu oleh penjaga pasar sebagai pertanda pasar
pejeng mulai dibuka demikian juga pada sore hari untuk menandakan pasar pejeng
ini ditutup.
Cara
membedakan pukulan kulkul di setiap bale banjar dan di pasar, jika di banjar
dipukul dengan cara tuludan, yaitu 1 tuludan menandakan ada orang yang menikah,
2 tulud menandakan adanya kematian, 3 tulud menandakan ada paruman banjar, jika
dipukul bertalu-talu menandakan adanya bahaya seperti ada orang mengamuk,
kebakaran dan musibah lainnya. Sedangkan kulkul bulus pekenan pejeng jika
dipukul bertalu-talu yang juga diiringi dengan nyanyian “ndang-ndang dewa ratu”
bukan berarti ada musibah, melainkan sebagai pertanda dibuka/dimulainya pasaran
dan ditutupnya peken Pejeng. Terakhir kali dibunyikan kulkul bulus ini belum
ada yang mengetahui. Dari segi letak pasar Pejeng sangat strategis berada di
tengah-tengah dan dari arah manapun ada jalan mudah untuk mencari pasar Pejeng.
Mengenai
pohon beringin yang ada di pasar Pejeng, dalam babad buncing Pejeng di sebutkan
bahwa pohon beringin itu terlihat dari desa Tegeh Puri di Nusa Penida, demikian
juga berdasarkan cerita kuno pohon beringin itu tampak terlihat dari daerah
Bukit Panulisan Kintamani. Demikian juga berdasarkan cerita turun-temurun di Pejeng,
jika ada lungsir berwarna putih di pohon beringin, itu menandakan ada
tokoh/panglingsir puri Pejeng yang meninggal. Lungsir itu seperti rumah
laba-laba yang berserat menggrogoti pohon beringin yang ada kulkul bulusnya
ini. Sayang sekali, karena dianggap pohon beringin ini mengganggu kabel-kabel
listrik dan toko-toko yang ada saat ini, dipotonglah cabang-cabang pohon
beringin itu. Akhirnya matilah pohon beringin, sewaktu pohon beringin itu mati
ditemukan juga sebuah keris kecil di bawahnya dan saat ini disimpan di Puri
Agung Pejeng sedangkan kulkul bulus yang telah rusak dimakan umur ini
dipindahkan pada bale kulkul Pemrajan Agung Puri Pejeng. Hanya saja belum
diketahui pasti kulkul bulus di pohon beringin itu apakah asli pada zaman bali
kuno atau kulkul yang sudah diganti berkali-kali.
Masih
berhubungan dengan pohon beringin yang ada di pasar Pejeng, karena masih
dianggap mengandung nilai sejarah oleh masyarakat setempat berdasarkan segi
etnografisnya yang merupakan simbol keagungan desa Pejeng oleh masyarakat, maka
atas prakarsa Ida Pedanda Griya Sanur Pejeng dengan Panglingsir Puri Agung
Pejeng, maka pada tahun 2013 ditanamlah kembali bibit pohon beringin baru
ditempat pohon beringin yang lama dengan upacara seperti kelahiran seorang bayi
manusia, yaitu upacara kambuhan, 3 bulanan dan otonan. Beringin sekarang ini
yang ditanam oleh Ida Pedanda Griya Sanur Pejeng dengan Panglingsir Puri Agung
Pejeng terdiri dari 2 pohon dijadikan 1 lubang, yaitu 1 bibit diambil dari
bibit pohon beringin di Griya Sanur Pejeng dan yang 1 lagi dari bibit pohon beringin
yang ada di Puri Agung Pejeng, maka dari itu oleh Ida Pedanda Griya Sanur
Pejeng, pohon beringin itu di beri nama “Beringin Wiku Nata”. Kedua beringin
tersebut tumbuhnya besar-besar terlihat menjadi satu dan bentuknya bundar
seperti pajeng/payung, yang dimana dahulu desa Pejeng di sebut Pajeng.
Adakah ragam hias yang terdapat pada Kulkul Bulus Pekenan Pejeng?
BalasHapusAdakah ragam hias yang terdapat pada Kulkul Bulus Pekenan Pejeng?
BalasHapustolong iya penulis kalo bisa tulisnya di kasih gambar, biar pembaca bisa lebih mengerti kalo ada gambarnya tentang kulkul,nya.
BalasHapusterimah kasih.
Semoga bermenfaat yang baik tulisanya heheh :D
Wow Informasi yang sangat menarik nih. Mau tanya sedikit yah, Terbuat dari bahan apa ya pembuatan kulkul bulus itu? Dan ada tidak orang khusus yang melakukan pemukulan kulkul bulus tersebut?
BalasHapusKalau tentang nekara terbesar yg mitosnya dikatakan bulan jatuh udah ada penjelasan tentang nekara tersebut?
BalasHapusWoi yang buat blog ini gua cari ceritanya bukan penjelasan nya
BalasHapus