Kamis, 29 Desember 2016

Fungsi Uang Kepeng Sebagai Sarana Upacara Keagamaan Bagi Masyarakat Hindu di Desa Kamasan, Klungkung, Bali

FUNGSI UANG KEPENG SEBAGAI SARANA UPACARA KEAGAMAAN BAGI MASYARAKAT HINDU DI DESA KAMASAN, KLUNGKUNG
KAJIAN ETNOGRAFI

Oleh :
Ayu Eka Pratiningsih
1401405012

Pendahuluan
            Uang kepeng dalam masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan pipis bolong. Pipis dalam bahasa Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis bolong berarti uang yang berlubang dibagian tengahnya. Dalam kehidupan sosial masyarakat Bali, istilah pipis biasa disingkat dengan pis, sehingga dikenal istilah pis bolong. Harthawan Uang kepeng merupakan penyebutan oleh orang Bali terhadap uang logam Cina yang mereka gunakan sebagai alat pembayaran pada masa itu. Uang kepeng yang disebut oleh masyarakat Bali, berbentuk pipih dengan lubang dibagian tengahnya yang berbentuk segi empat, sekeliling permukaan bertuliskan huruf Cina. Jadi uang kepeng atau pis bolong merupakan nama untuk mata uang logam Cina yang masuk dan dikenal di Bali sebagai alat pembayaran, yang merupakan akibat dari transaksi perdagangan masyarakat Bali dengan pedagang-pedadang dari Cina.
Kajian mengenai uang kepeng merupakan suatu fenomena yang menarik. Uang kepeng merupakan alat pertukaran yang digunakan di Bali sejak jaman dahulu, yang hingga kini masih tetap digunakan di Bali. Pemanfaatan uang kepeng dari jaman kuna hingga jaman masyarakat Bali kontemporer merupakan bukti uang kepeng yang tidak lekang oleh waktu. Desa Kamasan merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Klungkung. Desa ini terkenal dengan berbagai produksi klasik khas Desa Kamasan yang telah menjadi mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya. Produksi tersebut diantaranya adalah pembuatan lukisan wayang kulit khas Desa Kamasan, kain endek lukis dan uang kepeng. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan jinah upakara yadnya. Uang kepeng selain sebagai sarana upakara, juga dikembangkan sebagai produk kerajinan. Jika dilihat dari segi makna, penelitian ini mengungkapkan bahwa uang kepeng dalam masyarakat hindu di Bali memiliki beberapa makna salah satunya adalah makna religi dalam kaitannya dengan uang kepeng sebagai jinah upakara. Adapun tujuan dari penelitian ini guna untuk mengetahui fungsi dari uang kepeng sebagai sarana upacara keagamaan bagi masyarakat hindu di Desa Kamasan, Klungkung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan metode penelitian yaitu pengamatan dan survei langsung (wawancara) ke lapangan untuk mengetahui fungsi uang kepeng sebagai sarana upacara keagamaan pada masyarakat hindu di Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. 

Pembahasan
Uang Kepeng atau pis bolong bagi masyarakat Desa Kamasan memiliki banyak arti, khususnya dalam seluruh aktivitas ritual. Sehingga fungsi uang kepeng dalam kehidupan masyarakat hindu sangat penting. Fungsi upacara sampai saat ini belum tergantikan, lantaran masyarakat masih menganggap uang kepeng lebih suci dari pada uang kartal. Menurut narasumber pada masa dahulu, uang kepeng di Bali khususnya di Desa Kamasan tidak saja berperan sebagai sarana ritual, namun uang kepeng juga digunakan sebagai alat transaksi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya fungsi uang kepeng sebagai alat pembayaran berangsur hilang karena digantikan dengan uang kartal hingga saat ini. Sehingga penggunaan uang kepeng di Desa Kamasan masih dalam aktivitas ritual saja. Dalam hal aktivitas ritual, penggunaan uang kepeng ini tidak terlepas dari tiga hal yakni Uang Kepeng (pis bolong), benang tukelan dan basma. Uang kepeng (pis bolong) mencerminkan simbol nilai ekonomi dalam kehidupan. Benang tukelan mencerminkan simbol kebutuhan sandang dalam kehidupan manusia dan Basma simbol kebutuhan pangan sebagai yang paling pokok bagi hidup manusia.
Penggunaan uang kepeng dalam berbagai sarana upacara merupakan penggunaan lima unsur atau yang dikenal dengan panca datu. Kelima unsur ini diantaranya besi yang melambangkan kekuatan Dewa Wisnu (berwarna hitam), perak lambing kekuatan Dewa Iswara (berwarna putih), tembaga lambang kekuatan Dewa Brahma (berwarna merah), emas yang melambangkan kekuatan Dewa Mahadewa (berwarna kuning), serta perunggu-kuningan yang melambangkan kekuatan Dewa Siwa (panca warna). Selain itu uang kepeng juga di desain dengan Panca Aksara yakni Sa, Ba, Ta, A, I, yang juga melambangkan Panca Dewata. Sa untuk arah timur yaitu Dewa Iswara, Ba untuk arah selatan yaitu Dewa Brahma, Ta untuk arah barat yang melambangkan Dewa Mahadewa, A untuk arah utara sebagai lambing Dewa Wisnu dan I untuk arah tengah sebagai lambing Dewa Siwa. Keutamaan dari panca datu adalah karena uang kepeng ini salah satu fungsi utamanya adalah untuk ditanamkan di sekitar kompleks pura pada saat upacara keagamaan. Dengan adanya panca datu yang mewakili setiap penjuru arah mata angin, maka dipercaya akan mendapatkan keseimbangan.
       Jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali.  Ketiga uang kepeng tersebut memiliki fungsi dan makna yang sama.  Pemakaian uang kepeng tersebut relatif sesuai dengan kondisi masyarakat itu sendiri.  Karena apabila dilihat dari segi harga,  uang kepeng asli lebih tinggi dari uang kepeng Bali dan uang kepeng Cina.  Maka, untuk upacara yang menggunakan uang kepeng dengan jumlah yang banyak,  masyarakat Desa Kamasan memilih uang kepeng Cina karena memiliki harga yang paling rendah. 
Uang kepeng (pis bolong) sebagai sesari yang ditempatkan sebagai sarana upakara merupakan perwujudan nilai yang menjadi intisari sebuah persembahan. Saat ini masyarakat Desa Kamasan masih menganggap bahwa sebagai sarana upakara uang kepeng (pis bolong) lebih suci dari pada uang logam biasa atau uang kertas (uang logam). Adapun penempatan uang kepeng sebagai sarana upakara dibagi dalam dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai sarana upakara atau yang dikenal dengan istilah Praraga.
A. Uang Kepeng sebagai Sesari
Jenis sarana upakara atau sesajen yang menggunakan uang kepeng  untuk sesari yaitu canang dan  kwangen. Kwangen yang dimaksud ini adalah kwangen yang digunkan untuk melakukan proses persembahyangan (Panca sembah) maupun kwangen sebagai sarana upacara, uang kepeng yang diletakan di kwangen ini merupakan symbol windu (nol) karena bentuknya yang bulat.
B. Uang Kepeng sebagai Sarana Upakara
            Uang kepeng sebagai sarana upakara dalam agama hindu di Desa Kamasan yakni berupa pratima atau praraga, lamak, pelangkiran dan sarana upakara lainnya.
1. Pratima atau Praraga


            Pratima atau praraga merupakan salah satu perwujudanTuhan yang dibuat menyerupai arca, bagian tubuh dan kepala dari pratima biasa dibuat dari kayu, kemudian pada bagian luar tubuh dihiasi dengan uang kepeng yang disusun menyerupai perwujudan tokoh Dewa dalam agama Hindu.



2. Lamak


            Kata lamak memiliki arti alas, sehingga beberapa lamak dibuat semacam taplak dari daun enau yang dirajut dengan lidi bambu yang ditempatkan di setiap ruang pelinggih pura  sebagai alas untuk meletakkan sesajen  dan juga di pasang pada penjor atau upacara yadnya penting umat hindu. Ornamen lamak dengan penggunaan uang kepeng sebagai sarana upacara yadnya disebutkan merupakan pengaruh dan akulturasi kebudayaan Tionghoa terhadap peradaban budaya bali yang tetap kita hormati dan gunakan sampai sekarang ini.

3. Pelangkiran
            Pelangkirang merupakan tempat meletakan sesajen yang berada ditempat-tempat tertentu seperti di ruang kamar, ruang tamu, ruang kelas di setiap sekolah dan lain sebagainya. Pelangkiran biasanya dibuat dengan menggunakan kayu yang dihiasi dengan ukiran khas Bali, akan tetapi di Desa Kamasan ini pengerajin uang kepeng membuat pelangkiran dengan menggunakan uang kepeng tanpa mengurangi nilai religinya.

4. Banten atau Sarana Upakara Panca Yadnya
            Uang kepeng dipergunakan sebagai sarana untuk melengkapi upakara Panca Yadnya, digunakan untuk melengkapi baik itu banten dan segala kelengkapannya. Seperti banten daksina, lis, orti dan lain sebagainya.

Kesimpulan
Uang kepeng dalam masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan pipis bolong. Pipis dalam bahasa Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis bolong berarti uang yang berlubang dibagian tengahnya. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan jinah upakara yadnya. Penempatan uang kepeng sebagai sarana upakara dibagi dalam dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai sarana upakara atau yang dikenal dengan istilah Praraga. Sebagai sesari dapat dilihat dari pemanfaatannya sebagai sesari kwangen dan canang, sedangkan sebagai sarana upakara dapat berupa lamak, praraga, pelangkiran dan sara upakara panca yadnya lainnya. 


SUMBER
Data penelitian ini diperoleh dari beberapa narasumber yang merupakan masyarakat Desa Kamasan, Klungkung yaitu :
1.      Made Sekar
2.      I Ketut Sudha
3.      Gusti Ngurah Dibia
4.      I Wayan Suberata
5.      Ni Wayan Sukerti
6.      Jero Sekar
7.      Ketut Atmaja




3 komentar:

  1. sedikit saran aja, kamu mengatakan jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali.
    kalo bisa di kasih fotonya iya biar pembaca bisa mengetahui mana uang kepeng asli, cina dan bali.
    terimah kasih
    semoga beremenfaat tulisan anda hehehe :D

    BalasHapus
  2. informasi yang di peroleh sudah cukup jelas, akan tetapi perlu di jelaskan lebih rinci lagi terkait uang kepeng pada masing-masing fungsinya.

    BalasHapus
  3. Terimakasih rian untuk sarannya, penulis akan berusaha mencari informasi lebih detail lagi terkait 3 jenis uang kepeng tersebut.
    Terimakasih juga Intan, untuk fungsi lebih lengkapnya penulis akan mengusahakan juga mencari informasi lebih dalam terkait uang kepeng pada masing-masing fungsinya.

    BalasHapus