FUNGSI
UANG KEPENG SEBAGAI SARANA UPACARA KEAGAMAAN BAGI MASYARAKAT HINDU DI DESA
KAMASAN, KLUNGKUNG
KAJIAN
ETNOGRAFI
Oleh :
Ayu Eka
Pratiningsih
1401405012
Pendahuluan
Uang kepeng
dalam masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan pipis bolong. Pipis
dalam bahasa Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis
bolong berarti uang yang berlubang dibagian tengahnya. Dalam kehidupan
sosial masyarakat Bali, istilah pipis biasa disingkat dengan pis,
sehingga dikenal istilah pis bolong. Harthawan Uang kepeng merupakan
penyebutan oleh orang Bali terhadap uang logam Cina yang mereka gunakan sebagai
alat pembayaran pada masa itu. Uang kepeng yang disebut oleh masyarakat Bali,
berbentuk pipih dengan lubang dibagian tengahnya yang berbentuk segi empat,
sekeliling permukaan bertuliskan huruf Cina. Jadi uang kepeng atau pis
bolong merupakan nama untuk mata uang logam Cina yang masuk dan dikenal di
Bali sebagai alat pembayaran, yang merupakan akibat dari transaksi perdagangan
masyarakat Bali dengan pedagang-pedadang dari Cina.
Kajian mengenai uang kepeng
merupakan suatu fenomena yang menarik. Uang kepeng merupakan alat pertukaran
yang digunakan di Bali sejak jaman dahulu, yang hingga kini masih tetap
digunakan di Bali. Pemanfaatan uang kepeng dari jaman kuna hingga jaman
masyarakat Bali kontemporer merupakan bukti uang kepeng yang tidak lekang oleh
waktu. Desa Kamasan merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten
Klungkung. Desa ini terkenal dengan berbagai produksi klasik khas Desa Kamasan
yang telah menjadi mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya. Produksi
tersebut diantaranya adalah pembuatan lukisan wayang kulit khas Desa Kamasan,
kain endek lukis dan uang kepeng. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan
diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi
masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan
dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan
jinah upakara yadnya. Uang kepeng selain sebagai sarana upakara, juga
dikembangkan sebagai produk kerajinan. Jika dilihat dari segi makna, penelitian
ini mengungkapkan bahwa uang kepeng dalam masyarakat hindu di Bali memiliki
beberapa makna salah satunya adalah makna religi dalam kaitannya dengan uang
kepeng sebagai jinah upakara. Adapun tujuan dari penelitian ini guna untuk
mengetahui fungsi dari uang kepeng sebagai sarana upacara keagamaan bagi
masyarakat hindu di Desa Kamasan, Klungkung. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Dengan metode penelitian yaitu pengamatan dan survei
langsung (wawancara) ke lapangan untuk mengetahui fungsi uang kepeng sebagai
sarana upacara keagamaan pada masyarakat hindu di Desa Kamasan, Kecamatan
Klungkung, Kabupaten Klungkung.
Pembahasan
Uang
Kepeng atau pis bolong bagi masyarakat Desa Kamasan memiliki banyak arti,
khususnya dalam seluruh aktivitas ritual. Sehingga fungsi uang kepeng dalam
kehidupan masyarakat hindu sangat penting. Fungsi upacara sampai saat ini belum
tergantikan, lantaran masyarakat masih menganggap uang kepeng lebih suci dari
pada uang kartal. Menurut narasumber pada masa dahulu, uang kepeng di Bali
khususnya di Desa Kamasan tidak saja berperan sebagai sarana ritual, namun uang
kepeng juga digunakan sebagai alat transaksi. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan zaman, akhirnya fungsi uang kepeng sebagai alat pembayaran
berangsur hilang karena digantikan dengan uang kartal hingga saat ini. Sehingga
penggunaan uang kepeng di Desa Kamasan masih dalam aktivitas ritual saja. Dalam
hal aktivitas ritual, penggunaan uang kepeng ini tidak terlepas dari tiga hal
yakni Uang Kepeng (pis bolong), benang tukelan dan basma. Uang kepeng (pis
bolong) mencerminkan simbol nilai ekonomi dalam kehidupan. Benang tukelan
mencerminkan simbol kebutuhan sandang dalam kehidupan manusia dan Basma simbol
kebutuhan pangan sebagai yang paling pokok bagi hidup manusia.
Penggunaan uang kepeng dalam
berbagai sarana upacara merupakan penggunaan lima unsur atau yang dikenal
dengan panca datu. Kelima unsur ini diantaranya besi yang melambangkan kekuatan
Dewa Wisnu (berwarna hitam), perak lambing kekuatan Dewa Iswara (berwarna
putih), tembaga lambang kekuatan Dewa Brahma (berwarna merah), emas yang
melambangkan kekuatan Dewa Mahadewa (berwarna kuning), serta perunggu-kuningan
yang melambangkan kekuatan Dewa Siwa (panca warna). Selain itu uang kepeng juga
di desain dengan Panca Aksara yakni Sa, Ba, Ta, A, I, yang juga melambangkan
Panca Dewata. Sa untuk arah timur yaitu Dewa Iswara, Ba untuk arah selatan yaitu
Dewa Brahma, Ta untuk arah barat yang melambangkan Dewa Mahadewa, A untuk arah
utara sebagai lambing Dewa Wisnu dan I untuk arah tengah sebagai lambing Dewa
Siwa. Keutamaan dari panca datu adalah karena uang
kepeng ini salah satu fungsi utamanya adalah untuk ditanamkan di sekitar
kompleks pura pada saat upacara keagamaan. Dengan adanya panca datu yang
mewakili setiap penjuru arah mata angin, maka dipercaya akan mendapatkan
keseimbangan.
Jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali. Ketiga uang kepeng tersebut memiliki fungsi dan makna yang sama. Pemakaian uang kepeng tersebut relatif sesuai dengan kondisi masyarakat itu sendiri. Karena apabila dilihat dari segi harga, uang kepeng asli lebih tinggi dari uang kepeng Bali dan uang kepeng Cina. Maka, untuk upacara yang menggunakan uang kepeng dengan jumlah yang banyak, masyarakat Desa Kamasan memilih uang kepeng Cina karena memiliki harga yang paling rendah.
Jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali. Ketiga uang kepeng tersebut memiliki fungsi dan makna yang sama. Pemakaian uang kepeng tersebut relatif sesuai dengan kondisi masyarakat itu sendiri. Karena apabila dilihat dari segi harga, uang kepeng asli lebih tinggi dari uang kepeng Bali dan uang kepeng Cina. Maka, untuk upacara yang menggunakan uang kepeng dengan jumlah yang banyak, masyarakat Desa Kamasan memilih uang kepeng Cina karena memiliki harga yang paling rendah.
Uang
kepeng (pis bolong) sebagai sesari yang ditempatkan sebagai sarana upakara
merupakan perwujudan nilai yang menjadi intisari sebuah persembahan. Saat ini
masyarakat Desa Kamasan masih menganggap bahwa sebagai sarana upakara uang
kepeng (pis bolong) lebih suci dari pada uang logam biasa atau uang kertas
(uang logam). Adapun penempatan uang kepeng sebagai sarana upakara dibagi dalam
dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai sarana upakara atau yang dikenal
dengan istilah Praraga.
A.
Uang Kepeng sebagai Sesari
Jenis
sarana upakara atau sesajen yang menggunakan uang kepeng untuk sesari
yaitu canang dan kwangen. Kwangen yang dimaksud ini adalah kwangen yang
digunkan untuk melakukan proses persembahyangan (Panca sembah) maupun kwangen
sebagai sarana upacara, uang kepeng yang diletakan di kwangen ini merupakan
symbol windu (nol) karena bentuknya yang bulat.
B.
Uang Kepeng sebagai Sarana Upakara
Uang kepeng sebagai sarana upakara dalam
agama hindu di Desa Kamasan yakni berupa pratima atau praraga, lamak,
pelangkiran dan sarana upakara lainnya.
1.
Pratima atau Praraga
Pratima atau praraga merupakan salah satu perwujudanTuhan yang dibuat menyerupai arca, bagian tubuh dan kepala dari pratima biasa dibuat dari kayu, kemudian pada bagian luar tubuh dihiasi dengan uang kepeng yang disusun menyerupai perwujudan tokoh Dewa dalam agama Hindu.
2.
Lamak
Kata lamak
memiliki arti alas, sehingga beberapa lamak dibuat semacam taplak dari daun
enau yang dirajut dengan lidi bambu yang ditempatkan di setiap ruang pelinggih pura sebagai alas untuk meletakkan sesajen dan juga
di pasang pada penjor atau upacara yadnya penting umat hindu. Ornamen lamak dengan penggunaan uang
kepeng sebagai sarana upacara yadnya disebutkan merupakan pengaruh dan
akulturasi kebudayaan Tionghoa terhadap peradaban budaya bali yang tetap
kita hormati dan gunakan sampai sekarang ini.
3.
Pelangkiran
Pelangkirang
merupakan tempat meletakan sesajen yang berada ditempat-tempat tertentu seperti
di ruang kamar, ruang tamu, ruang kelas di setiap sekolah dan lain sebagainya.
Pelangkiran biasanya dibuat dengan menggunakan kayu yang dihiasi dengan ukiran
khas Bali, akan tetapi di Desa Kamasan ini pengerajin uang kepeng membuat
pelangkiran dengan menggunakan uang kepeng tanpa mengurangi nilai religinya.
Uang kepeng dipergunakan sebagai sarana untuk melengkapi
upakara Panca Yadnya, digunakan untuk melengkapi baik itu banten dan segala
kelengkapannya. Seperti banten daksina, lis, orti dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Uang kepeng dalam masyarakat Bali
biasa dikenal dengan sebutan pipis bolong. Pipis dalam bahasa
Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis bolong berarti
uang yang berlubang dibagian tengahnya. Uang kepeng dalam masyarakat Desa
Kamasan diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi
masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan
dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan
jinah upakara yadnya. Penempatan uang kepeng
sebagai sarana upakara dibagi dalam dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai
sarana upakara atau yang dikenal dengan istilah Praraga. Sebagai sesari dapat
dilihat dari pemanfaatannya sebagai sesari kwangen dan canang, sedangkan
sebagai sarana upakara dapat berupa lamak, praraga, pelangkiran dan sara
upakara panca yadnya lainnya.
SUMBER
Data penelitian ini diperoleh dari beberapa
narasumber yang merupakan masyarakat Desa Kamasan, Klungkung yaitu :
1.
Made Sekar
2. I
Ketut Sudha
3. Gusti
Ngurah Dibia
4. I
Wayan Suberata
5. Ni
Wayan Sukerti
6. Jero
Sekar
7.
Ketut Atmaja
sedikit saran aja, kamu mengatakan jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali.
BalasHapuskalo bisa di kasih fotonya iya biar pembaca bisa mengetahui mana uang kepeng asli, cina dan bali.
terimah kasih
semoga beremenfaat tulisan anda hehehe :D
informasi yang di peroleh sudah cukup jelas, akan tetapi perlu di jelaskan lebih rinci lagi terkait uang kepeng pada masing-masing fungsinya.
BalasHapusTerimakasih rian untuk sarannya, penulis akan berusaha mencari informasi lebih detail lagi terkait 3 jenis uang kepeng tersebut.
BalasHapusTerimakasih juga Intan, untuk fungsi lebih lengkapnya penulis akan mengusahakan juga mencari informasi lebih dalam terkait uang kepeng pada masing-masing fungsinya.